Jakarta, 16 September 2025 — Masa depan TikTok di Amerika Serikat akhirnya menemui kepastian setelah berbulan-bulan dihantui ancaman larangan. Pemerintah AS dan China resmi mengumumkan kesepakatan kerangka yang memastikan aplikasi video pendek itu tetap hadir di pasar Amerika dengan aturan baru terkait kepemilikan dan pengelolaan data.
Dari Larangan Sementara ke Meja Negosiasi
Kisah pelik TikTok di Amerika dimulai awal 2025 ketika Donald Trump kembali menduduki kursi Presiden. Sehari setelah pelantikannya, Trump menandatangani larangan sementara terhadap TikTok dengan alasan keamanan nasional. Aplikasi sempat ditarik dari App Store dan Google Play Store, memicu keresahan jutaan pengguna.
Namun larangan itu tidak bertahan lama. Trump memberi perpanjangan pertama hingga April, lalu kembali memperpanjang pada Juli dan September. Dengan jumlah pengguna aktif mencapai lebih dari 170 juta orang, TikTok dianggap terlalu besar untuk ditutup begitu saja. Banyak kreator, pelaku usaha kecil, dan bahkan politisi menggunakan platform ini sebagai media utama untuk menjangkau publik.
Isi Kesepakatan Kerangka
Dalam pernyataannya di Madrid, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menjelaskan bahwa kesepakatan dengan China mencakup perubahan besar pada struktur kepemilikan. TikTok di Amerika akan berada di bawah kendali perusahaan lokal sehingga pengawasan terhadap data pengguna bisa dipastikan sesuai standar keamanan nasional.
Dari pihak Beijing, pejabat Wang Jingtao menegaskan bahwa algoritma TikTok tetap dilindungi sebagai hak kekayaan intelektual milik ByteDance. Amerika diberi hak menggunakan algoritma itu berdasarkan lisensi resmi. Dengan mekanisme ini, Washington mendapatkan jaminan keamanan data, sementara Beijing tetap menjaga identitas teknologi TikTok.
Bessent menekankan bahwa kesepakatan ini memberi keuntungan bagi kedua pihak. Amerika merasa tenang karena data warganya dikelola oleh perusahaan lokal, sementara China tetap memegang kendali atas aset teknologi yang membuat TikTok begitu populer.
Reaksi Politik dari Kedua Pemimpin
Meski kerangka kesepakatan sudah diumumkan, tahap finalisasi masih menunggu. Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan melakukan panggilan telepon akhir pekan ini untuk mengesahkan detail akhir.
Trump sendiri menyampaikan pandangannya lewat unggahan di Truth Social. Ia menyebut kesepakatan ini akan menyelamatkan aplikasi yang sangat digemari anak muda Amerika. Ia juga menilai solusi kompromi jauh lebih baik dibandingkan larangan total yang bisa memicu kerugian besar bagi masyarakat maupun ekonomi digital.
Xi Jinping belum memberi komentar langsung, tetapi media resmi China menggambarkan kesepakatan ini sebagai simbol kemampuan kedua negara menemukan titik temu meskipun berada dalam persaingan sengit.
Drama Panjang yang Menguras Perhatian
TikTok sejak lama menjadi perdebatan di Amerika. Para pejabat keamanan menilai aplikasi ini bisa menjadi ancaman karena hukum di China memungkinkan pemerintah meminta akses ke data perusahaan domestik. Selain itu, algoritma TikTok yang sangat berpengaruh juga dituding bisa digunakan untuk kepentingan propaganda.
Pada Januari lalu, TikTok bahkan benar-benar sempat diblokir. Namun tekanan publik yang besar membuat keputusan itu sulit dipertahankan. Popularitas TikTok yang masif menunjukkan bahwa platform ini sudah menjadi bagian penting dari kehidupan digital masyarakat Amerika.
Setelah melalui tiga kali perpanjangan, kesepakatan kerangka yang diumumkan kini memberi kepastian baru. ByteDance tetap memegang hak algoritma, sementara data dan operasional lokal berada di tangan mitra Amerika.
Simbol Kompromi di Era Rivalitas
Kesepakatan ini bukan hanya menyelamatkan TikTok dari larangan, tetapi juga menandai kompromi strategis di tengah rivalitas dua kekuatan global. Amerika bisa mengklaim kemenangan karena mendapatkan kontrol penuh atas data pengguna. China tetap menjaga identitas budaya dan teknologi yang membuat TikTok unik.
Dengan kesepakatan ini, TikTok akan tetap menjadi aplikasi global yang menjembatani perbedaan budaya sekaligus menjadi contoh bagaimana diplomasi dan teknologi saling bertaut di era digital.