OpenAI resmi merilis GPT-5.2 sebagai model kecerdasan buatan terbaru yang dirancang khusus untuk kebutuhan kerja profesional. Peluncuran ini menandai langkah lanjutan OpenAI dalam menggeser peran ChatGPT, dari sekadar asisten percakapan menjadi alat kerja yang mampu menangani tugas nyata di lingkungan kantor dan industri.
Dalam pengumuman resminya, OpenAI menyebut GPT-5.2 sebagai model paling siap pakai untuk pekerjaan berbasis pengetahuan. Fokus pengembangannya diarahkan pada produktivitas, ketepatan hasil, dan kemampuan menyelesaikan proyek kompleks yang sebelumnya masih menjadi kelemahan AI generatif.
GPT-5.2 mulai tersedia di ChatGPT untuk pengguna berbayar dan dapat diakses pengembang melalui API. OpenAI menegaskan bahwa pembaruan ini bukan sekadar peningkatan performa, melainkan perubahan pendekatan dalam cara AI digunakan untuk bekerja.
Dirancang untuk Pekerjaan Nyata, Bukan Sekadar Percakapan
Salah satu pesan utama dari perilisan GPT-5.2 adalah penekanan pada kegunaan praktis. Model ini dirancang untuk membantu pengguna menyusun spreadsheet, membuat presentasi, menganalisis dokumen panjang, menulis dan meninjau kode, hingga mengelola proyek yang melibatkan banyak tahapan kerja.
OpenAI menyebut bahwa pengguna ChatGPT Enterprise saat ini rata-rata menghemat waktu kerja 40 hingga 60 menit per hari dengan bantuan AI. Melalui GPT-5.2, OpenAI menargetkan efisiensi yang lebih besar dengan kualitas output yang lebih stabil dan konsisten.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa OpenAI ingin menempatkan GPT-5.2 sebagai asisten kerja digital, bukan hanya alat bantu ide atau penjawab pertanyaan.
Tiga Varian GPT-5.2 untuk Kebutuhan Berbeda
GPT-5.2 dirilis dalam tiga varian utama. Pertama adalah GPT-5.2 Instant, yang dirancang untuk tugas cepat dan ringan seperti penulisan singkat, terjemahan, dan pencarian informasi. Varian ini mengutamakan kecepatan dan efisiensi untuk penggunaan harian.
Varian kedua adalah GPT-5.2 Thinking, yang menjadi tulang punggung dari perilisan ini. Model ini ditujukan untuk pekerjaan yang membutuhkan penalaran mendalam, seperti analisis dokumen panjang, perencanaan, pemrograman, serta pemecahan masalah yang kompleks. GPT-5.2 Thinking disebut sebagai pilihan utama untuk kerja profesional.
Sementara itu, GPT-5.2 Pro hadir sebagai varian dengan tingkat presisi tertinggi. Model ini ditujukan untuk tugas tingkat lanjut yang menuntut akurasi maksimal, seperti riset ilmiah, analisis teknis mendalam, dan pemodelan kompleks. Meski membutuhkan waktu pemrosesan lebih lama, GPT-5.2 Pro difokuskan pada kualitas hasil.
Performa Kerja Menjadi Tolok Ukur Utama
Untuk menunjukkan fokusnya pada kerja profesional, OpenAI menyoroti hasil GPT-5.2 dalam evaluasi GDPval. Benchmark ini menguji kemampuan AI menyelesaikan tugas kerja terstruktur di 44 jenis profesi, termasuk pengembang perangkat lunak, analis keuangan, akuntan, pengacara, manajer proyek, hingga jurnalis.
Hasilnya, GPT-5.2 Thinking mampu mengalahkan atau menyamai kinerja profesional manusia pada 70,9 persen tugas yang diuji. Tugas tersebut mencakup pekerjaan konkret seperti menyusun presentasi bisnis, membuat spreadsheet keuangan, dan menulis laporan kompleks. OpenAI juga menyebut GPT-5.2 mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan kecepatan lebih dari 11 kali lipat dan biaya jauh lebih rendah, meski tetap membutuhkan pengawasan manusia.
Akurasi dan Konsistensi Ditingkatkan
Masalah akurasi menjadi perhatian besar dalam penggunaan AI untuk kerja profesional. OpenAI mengklaim GPT-5.2 membawa peningkatan signifikan di aspek ini. Dibanding GPT-5.1, GPT-5.2 Thinking tercatat 30 persen lebih jarang menghasilkan jawaban keliru pada pertanyaan nyata pengguna ChatGPT.
Penurunan tingkat kesalahan ini penting bagi pengguna di bidang hukum, keuangan, riset, dan manajemen, di mana kesalahan kecil dapat berdampak besar. Meski demikian, OpenAI tetap menekankan perlunya verifikasi untuk tugas-tugas kritis.
Mampu Mengolah Dokumen Sangat Panjang
Salah satu keunggulan utama GPT-5.2 adalah kemampuan memahami konteks panjang. Model ini mampu memproses hingga 256.000 token dalam satu kali input. Dalam pengujian MRCRv2, GPT-5.2 mencatat akurasi hampir sempurna dalam menggabungkan informasi yang tersebar di dokumen sangat panjang.
Kemampuan ini memungkinkan GPT-5.2 digunakan untuk membaca dan menganalisis kontrak, laporan riset, transkrip rapat, hingga proyek multi-dokumen tanpa kehilangan konteks. Bagi perusahaan dan organisasi besar, fitur ini dinilai sangat relevan.
Coding dan Workflow Multi-Tahap Lebih Stabil
Di bidang pemrograman, GPT-5.2 mencatat skor tertinggi OpenAI sejauh ini pada SWE-Bench Pro dan SWE-Bench Verified. Model ini dinilai lebih konsisten dalam debugging, refactoring, dan pengembangan fitur lintas bahasa pemrograman.
Selain itu, kemampuan tool calling juga mengalami peningkatan. GPT-5.2 mampu menjalankan workflow multi-tahap dengan lebih stabil, mulai dari pengambilan data, analisis, hingga penyusunan output akhir. Hal ini memperkuat posisinya sebagai AI yang mampu bekerja secara end-to-end.
Konteks Persaingan dengan Model Lain
Peluncuran GPT-5.2 terjadi di tengah persaingan ketat dengan model AI lain seperti Google Gemini 3. Saat ini, Gemini unggul di ranah image generation dan multimodal visual. Namun, OpenAI menempatkan GPT-5.2 sebagai AI kerja berbasis teks, data, dan penalaran kompleks. Hingga kini, belum ada data publik yang menunjukkan Gemini 3 secara konsisten melampaui GPT-5.2 dalam tugas kerja profesional lintas bidang.
Penutup
GPT-5.2 menegaskan perubahan arah OpenAI. Model ini tidak lagi hanya berbicara tentang kecerdasan, tetapi tentang kegunaan nyata. Dengan fokus pada akurasi, konteks panjang, dan workflow profesional, GPT-5.2 diposisikan sebagai alat kerja digital untuk dunia kerja modern. Bagi audiens Indonesia, perilisan GPT-5.2 menunjukkan bahwa AI semakin dekat dengan kebutuhan kerja sehari-hari, bukan lagi sekadar teknologi percakapan.